Tidak Terasa….. (Sebuah Perjalanan Hidup)

Jadi barusan gue nyari suatu keyword di e-mail gue, lagi browsing soal sesuatu. Tiba-tiba di salah satu hasil e-mail, nongollah sebuah e-mail purbakala dengan keyword AFS. Lalu iseng-iseng gue kulik lagi semua e-mail dengan keyword AFS yang akhirnya berujung dengan crosspost blog lama gue di Multiply (yang sudah totally bangkrut) pada tahun 2006 dulu, ketika gue masih kelas 2 SMA. Blog itu sudah gue hapus setahunan setelahnya karena gue merasa blog itu super naif. Setelah belasan tahun kemudian, gue sempet menyesali kenapa gue menghapus itu blog karena itu kan tulisan-tulisan kenangan. TAPI BARUSAN AJA GUE MEMAHAMI KENAPA BLOG INI HARUS DIHANCURKAN. HAHAHAHAHAHA

Etapi ada postingan blog yang menurut gue bagus dan benar-benar menyimpan kenangan. Ini postingan gue tulis pada tanggal 17 Juni 2006, 14 tahun yang lalu, ketika gue masih berumur 16 tahun. Ketika gue membaca ini sekarang, gue bisa kembali merasakan momen-momen yang diceritakan di tulisan ini layaknya seperti kemarin. Dan memang benar bahwa perjalanan hidup itu persis seperti judul tulisan ini: Tidak Terasa


Nggak kerasa waktu berjalan cepet banget

Kayaknya kemaren aku baru ngerasain pindah dari kota asalku di Jakarta, dimana aku pernah merasa senang di sana punya temen-temen yang rame dan banyak keluarga, saudara-saudara, rasanya menyenangkan banget bisa berada di dekat mereka semua. Namun ketika aku mendengar bawha aku harus berpisah dengan mereka, aku harus pindah ke kota lain, aku menangis. Aku sedih karena aku nggak bisa ngerasain pelukan nenekku yang selalu menemani kalo aku tidur Tidak bisa merasakan bahagianya bersama keluarga besarku yang aku sayangi, dimana aku sering bersama mereka. Tidak bisa punya temen yang udah sampe 6 taon sama-sama, temen-temen SDku yang menyenangkan, dan saat itu aku akan pindah ke tempat yang benar-benar baru. Tidak banyak saudara yang menemani, tidak ada teman-teman lama.

Memang awalnya aku merasa tidak nyaman sama sekali saat pertama kali pindah. Kita harus mencari teman baru, mencari situasi dan suasana baru. Aku dapet temen pertama di SMP ku itu namanya Rizki dan Anggi. Rizki temen sebangkuku. Kalo Anggi itu duduk di bangku seberang. Kami sering rame, diskusi, dan banyak hal lagi deh. Waktu aku kelas 1 SMP, aku bener-bener nggak tau apa namanya bahasa Jawa. Aku dulu diajarin bahasa Sunda. Itupun ga bener-bener mempelajarinya. Tapi banyak temen-temen yang ngedukung aku Mereka nyontekin aku pas di ulangan pertama. Ternyata hari-hari baruku di sini tidak begitu berat. Malah menyenangkan. Mungkin lebih menyenangkan dari pada di sana……..

Kalo ngeliat sih anak-anak di sini tuh beda banget. Kalo di Jakarta, anak kelas 6 SD aja udah bisa dibilang enggak “virgin” lagi. Maksudnya enggak polos lagi. Tapi anak-anak di sini tuh masih pada polos-polos. Tapi aku lebih enjoy. Mungkin ini yang bikin aku bisa ngerasa comfort di tempat baruku ini. 1 tahun tidak terasa, aku naik kelas 2. Masuk ke kelas Unggulan 2. Ya gitu-gitu persaingannya ketat banget. Ga gitu menyenangkan. Even i’ve got some mess with some of my friends. Waktu kelas 2, aku join MaDiNg, dan itu membuatku tambah seneng bisa bergaul dengan anak-anak yang rame dan menyenangkan juga kreatif.

Lagi-lagi waktu berputar cepat. Aku naik ke kelas 3. Kelas unggulannya di kurangin. Jadinya aku yang bodoh ini ya jatuh ke kelas biasa. Kelas 3 ini merupakan masa yang paling menyenangkan di masa SMP. Anak-anak di kelas 3 menyenangkan banget. N at last i can fix all of my mess that have been created when i was on the 2nd grade. Waktu kelas 3, aku duduk sama anak bernama Wiwit. Kami sering diskusi. Aku ngajarin dia pelajaran IPA ama Matematik, dia ngajarin aku bahasa Daerah. Sayang, sampai detik ini aku nggak pernah dengar kabar dari dia. Wish she’ll be allright. Waktu kelas 3 ini aku juga punya musuh menyebalkan. Dia duduk sama temen ngobrolku, tepat di belakang kursiku. Kalo aku ngobrol, aku nengok ke belakang tentunya. Trus si musuh itu berpaling diem cemberut dll. Bahkan, kata temenku itu, dia sering ngejelek-jelekin aku. Hhhhhh.

3 tahun itu bener-bener nggak kerasa. Aku harus bener-bener berpisah sama SMP 35 ku. Dimana aku udah bisa seneng-seneng/ Aku harus masuk SMA. Gagal masuk SMA favorit, ngendon deh di SMA 9. Waktu kelas 1 SMA itu bener-bener mess banget. Junk dan i hate that calss so much. Anak-anaknya nggak menyenangkan sama sekali. Cuma beberapa aja yang bisa di ajak bareng. Makanya. pengalamanku masuk SMA ini bener-bener nggak berkesan sama sekali.

Tapi aku naik kelas 2, masuk ke kelas IPA. Dan until now i feel better. Seiring kenaikanku ke kelas 2, aku dapet 2 tempat baru. Yaitu Debate Club ku ama AFS. Debate Club ku yang kelas 2 ini tambah menyenangkan. Dapet adik-adik kelas yang rame, ada Nadia, Ferbi, Febri, Frandy, Jenny, dll. Ini lebih dari sekedar ekskul aja. Kita bisa rame-rame di sini. Walaupun terlihat study oriented, padahal nggak sama sekali. Malah kalo ada lomba debat, itu jadi ajang kami buat bolos sekolah. Hehehehehehe.

Dan aku juga lulus AFS jadi kandidat nasional. Aku ketemu orang-orang yang bener-bener ngerubah hidupku selama ini. Di sini aku ketemu Erido, CeCe, Anne, dll. Mereka bener-bener beda dari temen-temen yang aku temuin di luar. Ini mungkin satu-satunya tempat dimana aku bisa feel a hundred percent comfort eventhough sometimes not. Tapi, jujur di dalam hatiku, banyak sesuatu yang nggak bisa aku ungkapin tentang mereka semua dengan kata-kata. Aku bisa lebih mengerti orang lain, dan aku bisa ngerasa bagaimana bahagianya kalo orang lain bener-bener ngertiin kita. Dan nggak hanya dimanfaatin begitu aja kayak di tempat lain. Aku ngerasa seneng bisa ketemu mereka. Terutama sahabat-sahabatku itu…..

Kadang-kadang aku berpikir, bagaimana apabila aku yang jadi mereka. dan mereka yang jadi aku. Mungkinkah aku bahagia apabila aku yang menjadi mereka???

Tetapi aku terus berpikir. Ternyata tidak. Aku bahagia bisa jadi diriku sendiri. Aku tidak ingin menjadi mereka. Biarlah benar-benar aku yang menjadi diriku, yang menjalani hidupku, yang membuat warna di dunia ini. Yang bisa jadi aku ya hanya aku seorang. Aku bahagia bisa dikaruniai hidup yang indah ini. Hidup yang fana dan tidak kekal ini, dimana suatu saat kita harus benar-benar berpisah dari seluruh dunia ini. Aku tahu aku orang yang beruntung. Masih banyak orang yang tidak beruntung seperti aku ini. Masih banyak yang hidupnya susah, lebih sendiri, lebih kesepian dan lebih menyedihkan dari hidupku ini. Memang sebenarnya Allah sudah memberikan sesuatu yang berharga. Dan aku tidak ingin menyia-nyiakannya…..

Aku cuma selalu berharap, agar aku, orang tuaku, keluarga besarku, sahabat-sahabatku selalu dikaruniai oleh Yang Maha Kuasa. Setiap kali aku berdoa, aku pasti tidak lupa mengucapkan doa ini……………

Nggak kerasa udah mau 17 tahun sejak aku pertama kali melihat dunia yang maha luas ini. Semoga aku bisa tetap bahagia, bisa membahagiakan orang tua, keluarga, sahabat dan teman, dan selalu dikaruniai kehidupan yang menyenangkan oleh yang maha kuasa.

Walau hidup tak selamanya menyenangkan………………..


Kenapa pada saat itu gue rasa hidup tidak menyenangkan? Ya karena gue habis gagal dapat keberangkatan pertukaran pelajar AFS. Setelah hampir setahun diomel-omelin terus sama kakak senior karena apa-apa pasti salah melulu, sampe dibego-begoin segalak, eh endingnya tetep ga jadi berangkat. Hahahahaha ngok.

Tapi, gue berharap semoga semua sahabat yang pernah bersilang perjalanan hidup dengan gue, terutama yang teruang dalam tulisan ini, tetap sehat selalu di mana mereka semua berada. Terima kasih sudah menjadi bagian dekat di masa kecil gue dan terima kasih banyak juga buat yang masih terus menjaga persahabatannya dengan gue sampai sekarang. Dan tentu saja, gue sangat merindukan kalian semua 🙂

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *