Perjalanan Menuju Kuliah Pascasarjana: Persiapan Tes Bahasa Inggris

Tes Bahasa Inggris merupakan salah satu prasyarat utama untuk kuliah pascasarjana di luar negeri, khususnya untuk program-program International Master Degree yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Namun begitu, tes Bahasa Inggris umumnya hanya menjadi formal requirements, sebagai passing grade saja, yang tidak menentukan peringkat kita di posisi penerimaan mahasiswa baru. Sehingga, kita tidak perlu terlalu ambisius dengan skor kita, dan fokuskan untuk memenuhi semua sor minimal yang disyaratkan.

Kapan Sebaiknya Ikut Tes Bahasa Inggris?

Jangan mengikuti tes Bahasa Inggris menjelang batas akhir pendaftaran universitas, karena membuat kita tidak punya kesempatan mengulang apabila nilai tes kita tidak mencapai target. Siapkan waktu untuk belajar dan mengikuti tes jauh-jauh hari sebelum masa pendaftaran. Skor tes Bahasa Inggris umumnya berlaku dua tahun, sehingga setidaknya bisa kita gunakan untuk dua kali masa pendaftaran.

TOEFL Atau IELTS?

Terdapat dua tes Bahasa Inggris yang diakui di dunia pendidikan: Test of English as Foreign Language (TOEFL), dan International English Language Testing System (IELTS). Kedua tes tersebut dilakukan oleh lembaga yang berbeda, dengan mekanisme tes yang berbeda, serta sistem penilaian yang berbeda. Ada baiknya untuk mengenali perbedaan dari kedua tes tersebut sebelum menentukan tes mana yang akan kita ikuti.

Tes TOEFL yang akan kita bahas di sini hanyalah TOEFL iBT (Internet Based Test) karena hanya TOEFL iBT yang diakui secara global untuk penerimaan mahasiswa. Tes TOEFL ITP tidak berlaku untuk penerimaan mahasiswa universitas di luar negeri, oleh karena itu, jangan sampai salah ikut tes.

Pada umumnya kita hanya perlu memilih salah satu dari kedua tes tersebut. Namun beberapa universitas hanya memperbolehkan salah satu saja. Misalnya, beberapa universitas ivy league yang gue riset tahun 2014 lalu, menolak untuk menerima IELTS. Sedangkan beberapa universitas di Inggris gue dengar menolak tes TOEFL. Jadi, kembali lagi, tahap awal adalah riset calon perguruan tinggi yang ingin kita tuju dan ketahui tes Bahasa Inggris apa yang mereka terima.

Tes TOEFL dan IELTS memiliki perbedaan. TOEFL (iBT) menggunakan mekanisme tes berbasis komputer, di mana kita melakukan tes langsung di komputer, termasuk untuk tes speaking, di mana kita harus merekam pembicaraan kita di komputer. Sedangkan tes IELTS masih berbasiskan kertas ujian, dan tes speaking dilakukan langsung dengan wawancara dengan tenaga penilai.

Materi tes kurang lebih sama, listening, reading, writing, dan speaking. Namun model soal cukup berbeda antara TOEFL dan IELTS. Pada IELTS, tes listening biasanya berupa mendengarkan percakapan dua orang pada telepon, diskusi antara tiga orang, dan kuliah yang dibawakan oleh tutor. Pada reading, umumnya berupa mencari konteks paragraf, acuan kata ganti, padanan kata, dan sebagainya. Untuk tes writing, kita akan diminta untuk menulis dua buah tulisan, yang pertama adalah menjelaskan suatu diagram, yang kedua adalah memaparkan argument.

Gue memilih mengikuti tes IELTS karena menurut gue tes IELTS lebih mudah untuk dikerjakan dibandingkan tes TOEFL iBT. IELTS menggunakan tes konvensional dengan kertas dan tes speaking-nya langsung berhadapan dengan pewawancara, bukan dengan komputer. Sehingga, tes speaking terasa lebih natural dan dinamis. Selain itu, tes listening IELTS lebih mudah dan dinamis dibandingkan TOEFL iBT.

Kursus Persiapan Tes Bahasa Inggris

Tes Bahasa Inggris harus dipersiapkan sedini mungkin agar memperoleh hasil yang terbaik. Apabila sebelumnya belum pernah mengikuti tes Bahasa Inggris, baiknya untuk mengikuti kelas persiapan tes bahasa inggris di lembaga pendidikan bahasa inggris yang baik. Buat rencana belajar dan target nilai yang diperlukan, dan kumpulkan materi belajar yang diperlukan.

Gue mengikuti kursus persiapan IELTS di The British Institute (TBI), di mana lembaga tersebut memiliki program persiapan intensif selama 3 bulan dengan waktu belajar 3 kali seminggu setelah jam kerja. Gue bisa belajar mempersiapkan tes tanpa meninggalkan pekerjaan gue, dan tanpa menyita waktu akhir pekan untuk beristirahat.

Belajar Mandiri Bahasa Inggris

Alah bisa karena biasa. Mungkin peribahasa tersebut cocok untuk menggambarkan bagaimana kita bisa meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris kita. Kita akan lebih mahir berbahasa Inggris jika kita sering menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari. Karena pada dasarnya, kemampuan bahasa adalah kemampuan yang harus terus diasah agar terus meningkat dan melancarkan kemampuan kita tersebut.

Untuk meningkatkan kemampuan listening kita, kita bisa dengan sering menonton serial TV, atau film berbahasa Inggris tanpa teks Bahasa Indonesia. Bisa juga sering-sering mendengarkan online course terkait topik-topik yang kita suka. Lalu untuk meningkatkan kemampuan reading, kita bisa sering-sering membaca buku atau artikel berbahasa Inggris. Usahakan untuk tidak menggunakan kamus terjemahan Inggris-Indonesia, melainkan gunakan kamus Bahasa Inggris seperti Oxford Dictionary, atau layanan berbasiskan web seperti Dictionary.com. Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan writing, sering-seringlah menulis dalam Bahasa Inggris, bisa berupa blog atau artikel.

Kita juga baiknya belajar melalui buku-buku latihan soal TOEFL/IELTS yang tersedia di pasaran. Gue juga punya buku IELTS dari Pearsons untuk belajar mandiri. Selain itu, layanan edukasi berbasis web seperti Magoosh juga bagus untuk mempersiapkan diri menghadapi tes.

Lebih Lanjut

Posts not found

Mungkin Anda juga menyukai

1 Respon

  1. De Ihat berkata:

    Terima kasih infonya kak! Sangat membantu!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *