Perjalanan Menuju Kuliah Pascasarjana: Surat Rekomendasi
Salah satu faktor penting penentu kelulusan dalam mendaftar kuliah pascasarjana adalah surat rekomendasi. Surat rekomendasi menjadi acuan bagi tim penerimaan mahasiswa untuk melihat potensi dan karakter dari calon mahasiswa yang bersangkutan. Oleh karena itu, surat rekomendasi tidak bisa dianggap enteng dan harus disiapkan jauh-jauh hari jika memang kita ingin melanjutkan kuliah pascasarjana.
Persyaratan Surat Rekomendasi oleh Universitas
Umumnya universitas akan meminta rekomendasi dari dosen pembimbing ataupun atasan pekerjaan jika telah bekerja untuk beberapa waktu. Persiapkan dengan menghubungi pemberi rekomendasi kita jauh-jauh hari sebelum batas akhir pendaftaran untuk memberikan waktu yang cukup bagi pemberi rekomendasi untuk menuliskan suratnya, maupun menghubungi perekomendasi cadangan apabila di kemudian hari perekomendasi utama kita berhalangan memberikan rekomendasinya.
Dalam memilih perekomendasi, usahakan untuk meminta ke pihak yang bisa memberikan rekomendasi yang kuat bagi kita, misalnya pembimbing skripsi kita semasa kuliah. Dapat juga dosen yang pernah bekerja sama dengan kita ketika kita melakukan riset di kampus semasa kuliah. Sebaiknya untuk tidak meminta rekomendasi dari dosen yang tidak terlalu mengenal kita.
Selain itu, jika kita telah bekerja atau telah meninggalkan universtias untuk waktu yang cukup lama, kita perlu meminta setidaknya satu rekomendasi dari atasan tempat kita bekerja. Kita dapat meminta rekomendasi dari atasan langsung atau level di atasnya. Pastikan bahwa atasan kita dapat memberikan penilaian yang baik bagi kita atas pekerjaan yang kita lakukan di tempat kerja kita.
Biasanya surat rekomendasi harus diisi langsung oleh pemberi rekomendasi melalui sistem online, atau dikirim melalui e-mail. Terkadang ada juga universitas yang mengizinkan mengirimkan melalui surat dengan amplop tertutup. Pastikan sekali lagi aturan dari universitas tempat kita mendaftar. Untuk yang melalui e-mail, usahakan e-mail pemberi rekomendasi bukan merupakan e-mail pribadi, tapi e-mail institusi resmi. Karena hal ini akan mempengaruhi kredibilitas pemberi rekomendasi kita.
Surat rekomendasi baiknya diisi mengenai performa akademis dan profesional kita selama berada dalam supervisi pemberi rekomendasi. Sangat dianjurkan untuk memberikan outline kepada pemberi rekomendasi kita agar surat rekomendasi yang dihasilkan sejalan dengan bidang studi yang kita daftarkan. Selain itu, poin-poin yang penting untuk digarisbawahi dalam surat rekomendasi adalah:
- Kemampuan belajar dan riset independen
- Etika kerja dan attitude
- Kemampuan khusus pada bidang yang terkait (misal: kemampuan rekayasa perangkat lunak, ilmu bidang machine learning, dll)
- Peristiwa atau kegiatan selama pendidikan maupun bekerja yang menjadi nilai tambah kita
Oleh karena itu, penting sekali bagi kita untuk menjaga relasi dan networking dengan dosen maupun atasan kita. Karena banyak studi pascasarjana di luar negeri yang mensyaratkan surat rekomendasi sebagai syarat pendaftaran. Namun begitu, ada juga universitas-universitas yang tidak mensyaratkan surat rekomendasi. Jadi, perhatikan kembali seluruh persyaratan dari masing-masing universitas yang bersangkutan.
Mempersiapkan Surat Rekomendasi
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, penting sekali menyiapkan rekomendasi jauh-jauh hari. Jauh-jauh hari di sini bisa dibilang bahkan sejak kita mulai masuk kuliah jenjang sarjana. Jika kalian saat ini masih kuliah, pastikan bahwa prestasi akademik kalian baik dan kalian menjalin hubungan baik dengan dosen. Jangan pernah lewatkan kesempatan untuk tampil di depan dosen, lebih baik lagi jika bisa bekerja bersama dosen, baik dalam grup riset, maupun dalam mengerjakan tugas akhir.
Gue bisa dibilang termasuk yang melewatkan cukup banyak kesempatan di kampus, seperti tidak pernah ikut grup riset, yang membuat gue kurang memiliki padangan terhadap bidang fokus yang ingin gue tekuni pada awal-awal ingin mendaftar pascasarjana. Alhamdulillah gue masih sempat mengerjakan skripsi dengan cukup baik bersama dosen pembimbing gue, di mana beliau selalu dengan senang hati memberi rekomendasi ketika gue membutuhkannya. Posisi gue sebagai asisten dosen juga cukup membantu dalam menampilkan diri di hadapan dosen gue, sehingga beliau bisa menyampaikan hal tersebut dalam surat rekomendasi.
Untuk menutupi prestasi akademis kuliah yang biasa-biasa saja seperti yang terjadi dengan gue, bisa dilakukan dengan berprestasi di dunia kerja. Dengan berprestasi di dunia kerja, kita juga dapat tampil di hadapan atasan kita yang pada akhirnya juga bisa kita mintakan untuk menulis surat rekomendasi untuk kita. Idealnya rekomendasi atasan kerja diberikan oleh atasan dengan posisi senior namun juga tetap memiliki interaksi langsung dengan kita, sehingga beliau bisa memberikan pandangan yang jelas dengan kredibilitas yang tidak diragukan juga. Pada saat pendaftaran tahun 2018 yang lalu, gue meminta rekomendasi dari Direktur R&D gue, karena beliau juga sering berinteraksi langsung dengan pekerjaan gue walaupun posisi beliau bukan sebagai direct supervisor gue.
Jadi pada dasarnya, surat rekomendasi merupakan ikhtisar dari prestasi kita secara kualitatif berdasarkan perspektif orang yang pernah berinteraksi langsung dengan kita, baik di dunia akademis maupun profesional. Prestasi kita tidak bisa dinilai hanya dari sebatas kertas transkrip. Terlebih jika kita nggak punya prestasi lain, misalnya menulis paper di jurnal internasional, mendapat penghargaan, atau menang lomba tingkat internasional. Saingan kita sangat banyak, jadi kita harus membedakan diri kita dengan berprestasi di pekerjaan yang kita lakukan, yang bisa dikonfirmasi dengan surat rekomendasi.
Untuk memperoleh itu semua tentunya tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Oleh karena itu, persiapan harus dilakukan jauh-jauh hari dengan mengerjakan tugas-tugas kita di kampus maupun di organisasi dengan serius dan baik, di mana pada akhirnya akan berujung ke surat rekomendasi yang baik juga untuk mendukung pendaftaran studi pascasarjana ktia.