Perjalanan Menuju Kuliah Pascasarjana: Refleksi Diri
Ketika pertama kali lulus dari pendidikan Sarjana, dosen pembimbing gue sudah mewanti-wanti kenapa gue tidak langsung menempuh pendidikan Pascasarjana. Beliau menekankan bahwa beliau akan mendukung dengan memberikan surat rekomendasi sebagai prasyarat kuliah Pascasarjana di luar negeri. Namun gue memilih untuk berkarir terlebih dahulu karena gue ingin melihat bagaimana gue akan mengaplikasikan ilmu gue di kehidupan. Oleh karena itu, langkah pertama yang gue lakukan ketika lulus adalah melamar kerja, dan kemudian diterima untuk bekerja di salah satu perusahaan konsultan terkenal.
Keputusan ini sebenarnya disayangkan oleh dosen pembimbing saya. Namun sebagai anak yang baru lulus kuliah dan masih bimbang atas apa yang akan gue lakukan selepas kuliah, ini adalah keputusan yang terbaik buat gue untuk melihat lebih dalam potensi gue dan passion gue sebenarnya. Bekerja di perusahaan konsultan sebenarnya tidak menyurutkan niat untuk melanjutkan studi. Namun, tujuan dan studi apa yang akan gue tempuh masih merupakan pertanyaan yang belum terjawab saat itu.
Studi Pascasarjana di luar negeri bukan perkara mudah. Banyak yang harus dipersiapkan dan dipikirkan. Di beberapa post ke depan, gue akan coba berbagi bagaimana mempersiapkan diri untuk mengejar target studi Pascasarjana.
Refleksi Diri
Yang perlu dilakukan sebelum mempersiapkan studi pascasarjana adalah refleksi diri. Tanyakan pada diri pertanyaan-pertanyaan seperti ini:
- Apakah saya siap untuk menempuh studi pascasarjana?
- Apakah bidang studi yang akan saya tempuh?
- Bagaimana saya akan membiayai studi tersebut?
- Apakah yang akan saya lakukan setelah studi saya selesai?
- Apakah saya memiliki kewajiban-kewajiban lain yang tidak bisa dihindari?
- Apakah studi Pascasarjana memang benar-benar saya perlukan untuk saya?
Refleksi diri diperlukan untuk membantu kita memahami diri kita sebelum menempuh pendidikan pascasarjana. Pada dasarnya, menempuh studi pascasarjana akan menjadi pilihan sekali seumur hidup. Walaupun kita bisa mengambil pascasarjana dua kali, waktu dan energi yang kita investasikan untuk studi tidaklah sebentar. Sehingga, pemikiran yang matang sangat diperlukan sebelum melangkah untuk mengambil studi pascasarjana.
Banyak hal yang perlu dipertimbangkan saat berencana menempuh studi pascasarjana. Dan untuk menentukan keputusan tersebut diperlukan waktu yang tidak sebentar. Jangan ragu untuk berpikir matang-matang dan menyisihkan waktu untuk mempersiapkan mental, seiring juga dengan mempersiapkan kemampuan diri sebelum mendaftarkan diri untuk program pascasarjana.
Salah satu hal penting yang harus dijawab adalah apakah studi pascasarjana memang benar-benar dibutuhkan oleh kita. Jangan pernah mengambil studi pascasarjana karena ikut-ikutan atau hanya sebagai gengsi belaka. Apabila menuruti gengsi ketimbang kebutuhan, mungkin kita tidak akan mendapatkan manfaat dari tindakan yang kita lakukan. Bisa jadi pada dasarnya kita tidak memerlukan studi pascasarjana, atau ada jalan lain untuk menuju ke target kita di luar studi pascasarjana.
Cari berbagai macam opsi juga selain studi pascasarjana untuk menempuh target karir kita. Refleksikan diri kita untuk mencari bakat lain yang terpendam yang mungkin belum kita salurkan, dan mungkin saja kita tidak perlu studi pascasarjana untuk menyalurkan bakat tersebut. Selain itu, opsi-opsi lain tersebut juga bisa menjadi rencana cadangan jika kita gagal memperoleh jalan untuk menempuh studi pascasarjana.
Pada intinya, pikirkan matang-matang keputusan kita untuk menempuh studi pascasarjana, dan yakinkan diri kita apakah kita mau menempuh studi pascasarjana. Buat gue sendiri, gue perlu memantapkan diri selama lebih dari 4 tahun sebelum yakin bahwa gue harus menempuh studi pascasarjana. Setelah melalui berbagai macam pengalaman di dunia kerja, merasakan bahwa ada potensi diri yang belum dimanfaatkan, dan berulang kali gagal dalam mendaftarkan diri ke studi pascasarjana.