Over-thinking

Kemarin memang cukup membuat gw stress dengan tugas kuliah yang seabrek di saat gw harus menyelesaikan tugas akhir gw ini. Selama ini gw memang banyak mengeluh mengenai betapa beratnya kuliah di Fasilkom UI buat gw dengan tugas kuliah yang nggak pernah berhenti dan materi-materi pelajaran yang berat-berat. Belum lagi gw harus mempertahankan prestasi gw agar nggak jatoh di mana itu lebih berat lagi.

Gw punya kecenderungan over-thinking terhadap suatu masalah. Apalagi kalo masalah itu merupakan masalah yang sensitif buat gw. Kadang gw sampai nggak bisa tidur hanya karena memikirkan masalah-masalah tersebut. Gw selalu memikirkan apa yang telah gw lakukan, apa yang sebenarnya sedang terjadi, dan apa tindakan selanjutnya yang harus gw lakukan untuk menghadapi masalah-masalah tersebut.

Gw selalu berpikir hal yang terburuk yang terjadi dengan maksud gw bisa mempersiapkan apabila hal-hal buruk tersebut memang benar-benar terjadi. Gw menggabungkan fakta-fakta yang sudah gw ketahui dan membentuk segala kemungkinan yang mungkin terjadi. Mungkin kalau dari sisi computer science gw melakukan seperti apa yang dilakukan oleh sistem Artificial Intelligence, yaitu melakukan search dan pathfinding dari segala kemungkinan yang mungkin terjadi dalam problem-problem gw.

Gw juga banyak berpikir layaknya logika crisp; hanya ada true dan false; benar atau salah; ya atau tidak. Walaupun gw tidak menilai orang dengan cara begitu, yang mungkin malah membuat gw menjadi orang yang Bipolar, tapi segala macam fakta yang gw dapat semuanya adalah fakta berbentuk logika boolean. Kemudian dengan aturan implikasi, jika A maka B, gw terapkan ke fakta-fakta tersebut. Sehingga di benak gw banyak sekali kata-kata “Jika ini maka itu” mengawang-awang.

Salah seorang teman baik gw mengatakan bahwa gw harus menghilangkan pikiran-pikiran yang seperti itu. Gw menyadari pikiran-pikiran seperti itu membuat gw hidup dalam ketakutan di diri gw sendiri. Cuma sampai sekarang sulit sekali buat gw untuk menghilangkan segala macam ketakutan gw terhadap outcome yang buruk dari apa yang gw lakukan. Gw merasa semua yang gw lakukan harus memberikan hasil yang terbaik apapun yang terjadi.

Dan begitu pula salah seorang sahabat gw selalu bilang, lupakan apa yang sudah terjadi. Kalau sudah terjadi sudah tidak bisa kita ubah lagi. Kita harus selalu berpikir positif dan melihat ke depan. Dan semua pasti akan baik-baik saja karena Allah ada bersama kita. Kita harus melakukan apa yang terbaik yang bisa kita lakukan, kemudian semuanya pasrahkan kepada Allah dan biarkan Allah yang menentukan. Belum tentu apa yang baik menurut kita baik menurut Allah, dan belum tentu juga apa yang buruk menurut kita buruk juga menurut Allah.

Gw memang banyak berjalan di bawah rasa ketakutan gw. Tapi gw tetap harus berjalan dan tidak boleh patah ara karena orang beriman tidak pernah boleh putus asa. Saat ini gw hanya bisa berdo’a kepada Allah: “Ya Allah, angkatlah segala macam gundah gulanaku, berikan ketenangan di hatiku, dan berikan aku kekuatan menghadapi segala ketakutanku, karena hanya diriMu lah yang dapat memberikan ketenangan hati untuk hamba-hambaMu.” Amin. 🙂

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *