Ketik Reg Spasi Bego
Well, akhirnya tadi pagi saat gw membaca koran Kompas di rumah gw tercinta di Surabaya, keluar artikel berjudul Ketik Reg Spasi Cinta. Akhirnya ada juga yang mulai menyoalkan booming SMS Premium yang belakangan lagi terjadi di masyarakat Indonesia.
Yang terjadi belakangan ini sebenarnya merupakan salah satu pembodohan massal. Kita tahu bahwa kualitas intelektual dan taraf pendidikan bangsa kita masih terbilang rendah. Ketidakmampuan masyarakat “membeli” pendidikan yang mahal ini ternyata dimanfaatkan oleh sebagian pihak yang lebih berduit untuk memanfaatkan kepolosan masyarakat kita untuk meraup keuntungan semata.
Menurut Kompas Minggu (10/8), ongkos SMS premium tersebut yang berharga Rp 2.000,- tersebut biasanya akan dibagi 2 antara operator telepon selular dan operator SMS. Besarnya pembagian tersebut bergantung pada perjanjian kedua belah pihak. Mayoritas penyedia layanan SMS premium mendapatkan 50% dari biaya SMS tersebut.
Coba bayangkan saja jika terdapat 5000 SMS tiap hari saja sudah memberikan keuntungan Rp 5.000.000,- per Hari! Belum lagi sistem “reg-reg” seperti itu merupakan sistem langganan. Menurut pengamatan gw, beberapa iklan menampilkan teks kecil yang mengatakan bahwa dalam sehari hanya maksimal 2 SMS dari operator. Yang berarti konsumen akan membayar Rp 4.000,- per hari untuk layanan tersebut.
Bisnis ini jadi booming setelah kenyataan bahwa tukang becak pun punya handphone. Masih ingat kan ketika zaman gw SD taon 98-an, waktu itu lagi boomingnya layanan telepon premium 0809. Seiring bergantinya zaman, telepon rumah berganti menjadi telepon seluler. Begitu pula dengan telepon premium digeser menjadi SMS premium.
Walaupun zaman berganti dan telepon ganti jadi SMS, sesuatu yang dijajakan kepada konsumen semuanya hanyalah sampah. SMS selebriti langsung dari handphonenya? Wah itu mah cuma nyewa tampang doang. Yang ngirim tuh ya komputer dibantuin sama karyawan penyedia kontennya lah. Mau punya foto JuPe pake tato nama kita? Plis dech. Photoshop juga bisa gitu loch.
Nggak cuma itu. Mereka bener-bener frontal menjajakan untuk masyarakat kalangan bawah yang sebenarnya kesulitan ekonomi! Lihat saja cara mereka menjajakan layanannya: “Mau buat beli hewan ternak? Atau buat nyicil motor? Buat pesta kawin juuga bisa”, “Mau punya foto dengan tato nama kamu? Paijo? Djimin? Sukarwo? oh pasti bisa…”
Mbuh, gw sih miris aja ngeliat fenomena kayak gini, Kita juga nggak bisa apa-apa. Kalau misalkan kita tahu kerabat kita yang terjebak dalam SMS prmium ini, sebaiknya kita himbau agar brhenti segera.
Lama-lama kita juga dibegoin. “Alat musik apa yang bisa dipetik? Gitar atau Bunga?”, tentu aja jawabannya Bunga kan?